Kamis, 14 November 2013

SEKOLAH ALAM


Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan. Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Mampu diterima di lingkungan masyarakat secara umum ketika peserta didik terjun di masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas khususnya pendidikan Seni Rupa. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yaitu suatu penyempurnaan kurikukulum agar sesuai dengan tuntutan jaman dan perkembangan IPTEK. Kurikulum yang digunakan untuk saat ini adalah Kurikulum 2013 yang disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang terintegrasi. Kurikulum 2013 menggunakan sistem pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui Mengamati (menyimak, melihat, membaca, mendengar), Menanya, Menalar,  Mencoba, Mengkomunikasikan.

Ada beberapa kompetensi dalam Kurikulum 2013, diataranya Kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang mampu menaunginya dan perlu ada pembaharuan dalam metode pembelajaran yaitu melalui metode pembelajaran Sekolah Alam.

Sekolah alam merupakan salah satu sekolah informal yang berbasis alam. Matarei pembelajaran dalam sekolah alam disesuaikan dengan kompetensi kurikulum pada rentang waktu tertentu dan terprogram secara matang.
Metodologi pembelajaran yang diterapkan cenderung mengarah pada pencapaian logika berpikir dan inovasi yang baik dalam bentuk action learning (praktik nyata). Bentuk kurikulumnya 40 % teori dan 60 % praktik. Hal tersebut diasah melalui bentuk interaksi berupa pengenalan teori, ceramah, diskusi, atau pemecahan masalah yang terstruktur dan dalam praktik yang bisa berupa pengenalan studi kasus maupun presentasi.

Dari studi awal terhadap hasil proses belajar, terungkap bahwa ketercapaian hasil belajar yang ditunjukkan dari nilai harian siswa  di bidang menggambar khususnya pada peserata didik Kelompok B menunjukkan hasil gambar yang lebih tegas tanpa adanya paksaan dan keragu-raguan, mereka menggambar sesuai dengan keinginan mereka sendiri, sesuai dengan bakat dan minat mereka, mereka juga cenderung menggunakan warna-warna yang berani seperi merah, orange, kuning. Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya jika ada sebuah metode pembelajaran yang dapat mengembangkan ide-ide kratif mereka sehingga memunculkan sebuah inovasi yang membuat mereka bersemangat untuk belajar, apalagi dalam hal pelajaran menggambar yang masuk kedalam cakupan seni rupa. Pembelajaran seni rupa harusnya lebih menyenagkan tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran dan tujuan utama dari kurikulum. Maka perlu pembaharuan dalam proses pembelajaran yaitu melalui proses pembelajaran Sekolah Alam. Sekolah alam merupakan sebuah sekolah alternatif yang berbasis alam. Biasanya, alasan memilih sekolah alam karena kecenderungan anak yang secara perilaku cukup aktif, susah dikoordinasi, terlalu kreatif, cenderung suka hal-hal baru, dan tidak begitu suka rutinitas.



Sekolah alam merupakan sekolah alternatif berbasis alam yang tentu saja mempunyai banyak perbedaan dengan sekolah formal. Namun, bukan berarti tanpa kurikulum kompetensi. Sekolah alternatif berbasis alam tetaplah bernilai positif sebagai upaya menumbuhkan kemandirian semenjak dini, membuka kesadaran kreatif seluas mungkin, serta memberikan pembelajaran soal kerja sama. Bahkan, kurikulum sekolah alam jika sudah setingkat SMP/SMA atau untuk remaja, bisa dalam bentuk kewirausahaan alternatif. Misalnya, berbentuk pertukangan, perdagangan barang hasil bumi, dan sejenisnya.
Rasional, Sekolah yang berbasis alam pastilah dilingkupi berbagai macam pepohonan yang ada disekitarnya. Secar biologis, adanya tanaman atau tumbuhan tersebut jelas menghasilkan kadar oksigrn yang positif agar mampu memaksimalkan perputaran kerja otak, terutama ketika dituntut menyaring hasil interkasi pembelajaran.

Pemikiran Tentang Belajar
Proses belajar anak dalam belajar dari mengalami sendiri, mengkonstruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Transfer belajar; anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Siswa sebagai pembelajar; tugas guru mengatur strategi belajar dan membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, kemudian memfasilitasi kegiatan belajar. Pentingnya lingkungan belajar; siswa bekerja dan belajar secara di panggung guru mengarahkan dari dekat.

Hakekat, Komponen pembelajaran yang efektif meliputi:
Konstruktivisme, konsep ini yang menuntut siswa untuk menyusun dan membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu. Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Strategi pemerolehan pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa mendapatkan dari atau mengingat pengetahuan.

Tanya jawab, dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik oleh guru maupun oleh siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir siswa, seangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan. Tanya jawab dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, siswa dengan guru, atau siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.

Inkuiri, merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/ konsep yang bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis, kemudian membangun teori atau konsep. Siklus inkuiri meliputi; observasi, tanya jawab, hipoteis, pengumpulan data, analisis data, kemudian disimpulkan.

Komunitas belajar, adalah kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman dan gagasan. Prakteknya dapat berwujud dalam; pembentukan kelompok kecil atau kelompok besar serta mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat, bekerja dengan kelas di atasnya, beekrja dengan masyarakat.

Pemodelan, dalam konsep ini kegiatan mendemontrasikan suatu kinerja agar siswa dapat mencontoh, belajr atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan. Guru memberi model tentang how to learn (cara belajar) dan guru bukan satu-satunya model dapat diambil dari siswa berprestasi atau melalui media cetak dan elektronik.
Refleksi, yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Adapun realisasinya adalah; pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, catatan dan jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran pada hari itu, diskusi dan hasil karya.


Penilaian otentik, prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan (pengetahuan, ketrampilan sikap) siswa secara nyata. Penekanan penilaian otentik adalah pada; pembelajaran seharusnya membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan pada diperolehnya informasi di akhir periode, kemajuan belajar dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan berbagai cara, menilai pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa.
Penerapan metode pembelajaran Sekolah Alam dalam pembelajaran menggambar
Konsep pembelajaran dengan cara sambil bermain cenderung menjadikan pemahaman mengenai sekolah bukanlah beban, melainkan  hal yang menyenangkan. Namun, bukan berarti tidak ada target dalam sekolah alam. Hanya saja target di sekolah alam tak seketat sekolah formal. Sekolah alam orientasinya lebih pada memfokuskan kelebihan yang dimiliki anak dengan metode pencarian yang tak baku dan relatif menyenangkan diterima anak lewat bentuk-bentuk permainan tertentu.
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan engkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru. Lakukan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. Kembangkan sifat keingin tahuan siswa dengan cara bertanya. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). Hadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran. Lakukan refleksi pada akhir pertemuan. Lakukan penilaian otentik yang menjadikan peserta didik semangat untuk belajar.


DAFTAR PUSTAKA
Dahar, Ratna Willis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Kuffer, Trish. 2005. Berkarya dan Berkreasi. Jakarta: Elex Media komputindo.
Santoso, Satmoko Budi. 2010. Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak....?. Jogjakarta: DIVA Press
Dimyanti dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Dirjen Dikti.
Sardiman A.M. 2005. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.